W.S. Rendra
          Tuhanku,
          WajahMu membayang di kota terbakar
          dan firmanMu terguris di atas ribuan
          kuburan yang dangkal

          Anak menangis kehilangan bapa
          Tanah sepi kehilangan lelakinya
          Bukannya benih yang disebar di bumi subur ini
          tapi bangkai dan wajah mati yang sia-sia

          Apabila malam turun nanti
          sempurnalah sudah warna dosa
          dan mesiu kembali lagi bicara
          Waktu itu, Tuhanku,
          perkenankan aku membunuh
          perkenankan aku menusukkan sangkurku

          Malam dan wajahku
          adalah satu warna
          Dosa dan nafasku
          adalah satu udara.
          Tak ada lagi pilihan
          kecuali menyadari
          -biarpun bersama penyesalan-

          Apa yang bisa diucapkan
          oleh bibirku yang terjajah ?
          Sementara kulihat kedua lengaMu yang capai
          mendekap bumi yang mengkhianatiMu
          Tuhanku
          Erat-erat kugenggam senapanku
          Perkenankan aku membunuh
          Perkenankan aku menusukkan sangkurku

0 komentar

Posting Komentar